PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(Classroom Action Research)
Oleh. Dr. H. Karwono, M.Pd
PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK PENELITIAN TINDAKAN KELAS
- Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
PTK atau action research mulai berkembang
sejak perang dunia ke dua, saat ini PTK sedang berkembangdengan pesatnya di
negara-negara maju seperti Inggris, Amerika, Australia, dan Canada. Para ahli
penelitian pendidikan akhir-akhir ini menaruh perhatian yang cukup besar
terhadap PTK. Menurut Stephen Kemmis seperti dikutip D. Hopkins dalam
bukunya yang berjudul A Teacher’s Guide to Classroom Research, menyatakan
bahwa action research adalah: a from of self-reflektif
inquiry undertaken by participants in a social (including education) situation
in order to improve the rationality and of (a) their own social or educational
practices justice (b) their understanding of these practices, and (c) the
situastions in which practices are carried out.
Secara singkat PTK adalah suatu bentuk
kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, untuk
meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tinakan mereka dalam
melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang
dilakukan, serta memperbaiki dimana praktek-praktek pembelajaran dilaksanakan.
Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut PTK
melaksanakan proses pengkajian berdaur (cyclical) yang terdiri 4 tahapan
sebagai berikut:
Keempat fase dari suatu siklus dalam sebuah PTK bisa digambarkan dengan
sebuah spiral PTK seperti sebagai berikut:
Plan
Reflektif
Action/Observation
Reflective
Action/Observation
Reflective
Action/Observation
Sesuai dengan hakekat yang dicerminkan oleh namanya yaitu action
research spiral, penelitian tindakan kelas dapat dimulai darimana saja
dari keempat fase yaitu: perencanaan (planning), tindakan (action),
pengamatan (observation), dan refleksi (reflection).
- Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
Karakteristik penelitian tindakan kelas antara lain:
a. an inquiry on practice from within
Karakteristik pertama dari PTK adalah bahwa
kegiatannya dipicu oleh permasalahan praktis yang dihayati guru dalam
pembelajaran di kelas. Oleh sebab itu PTK bersifat practice
driven dan Action driven, dalam arti PTK berujuan
memperbaiki scara praktis, langsung – disini, sekarang atau sering disebut
dengan penelitian praktis (practical inquiry). Hal ini berarti PTK
memusatkan perhatian pada permasalahan spesifik konstekstual.
Peran dosen LPTK pada tahap awal adalah
menjadi sounding board (pemantul gagasan) bagi guru yang
menghadapi permasalahan dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari.
b.
a collaborative
effort between school teachers and teacher educators.
Karena dosen LPTK tidak memiliki akses langsung, maka PTK diselenggarakan
secara colaboratif dengan guru yang kelasnya menjadi kancah
PTK. Karena yang memiliki kancah adalah guru sehingga para dosen LPTK yang
berminat melakukan PTK tidak memiliki akses kepada kancah dalam peran
sebagai praktisi. Oleh sebab itu ciri kolaboratif harus secara
konsisten tertampilkan sebagai kerja sama kesejawatan dalam keseluruhan
tahapan penyelenggaraan PTK, mulai dari identifikasi permasalahan, serta
diagnosis keadaan, perancangan tindakan perbaikan, sampai dengan pengumpulan
dan analisis data serta reflektisi mengenai temuan di samping dalam
penyusunan laporan.
c.
reflective
practice made public.
Keterlibatan dosen LPTK dalam PTK bukanlah sebagai ahli
pendidikan yang tengah mengemban fungsi sebagai pembina guru sekolah menengah
atau sebagai pengembang pendidikan (missionary approach), melainkan
sebagai sejawat, di samping sebagai pendidik calon guru yang
seyogyanya memiliki kebutuhan untuk belajar dalam rangka mengakrabi
lapangan demi peningkatan mutu kinerjanya sendiri. Dalam hubungan ini guru yang
berkolaborasi dalam PTK harus mengemban peran ganda sebagai praktisi yang dalam
pelaksanaan penuh keseharian tugas-tugasnya juga sekaligus secara sistematis
meneliti praksisnya sendiri. Apabila ini terlksana dengan baik maka akan
terbina kultur meneliti dikalangan guru, dan merupakan suatu langkah strategis
dalam profisionalisme jabatan guru. Hal ini pelecehan profesi dalam bentuk
penyedia jasa borongan utuk membuatkan daftar angka kridit dalam proses
kenaikan pangkat fungsional guru yang menggejala akhir-akhir ini dapat
diakhiri.
PROSEDUR PELAKSANAAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
Prosedur
penelitian tindakan kelas merupakan proses pengkajian melalui sistem berdaur
dari berbagai kegiatan pembelajaran, menurut Raka Joni (1988) terdapat lima
tahapan yaitu:
1.
Pengembangan
fokus masalah penelitian
2.
Perencanaan
tindakan perbaikan
3.
Pelaksanaan
tindakan perbaikan, observasi dan interpretasi
4.
Analisis dan
refleksi
5.
Perencanaan
tindak lanjut (lihat gambar 1 dan 2).
Secara lebih rinci, prosedur
pelaksanaan LPTK dapat digambarkan sebagai berikut:
Dalam
pelaksanaannya, PTK diawali dengan kesadaran akan adanya permasalahan yang
dirasakan mengganggu, yang dianggap menghalangi pencapaian tujuan pendidikan
sehingga ditengarai telah berdampak kurang baik terhadap proses dan atau hasil
belajar pserta didik, dan atau implementasi sesuatu program sekolah. Bertolak
dari kesadaran mengenai adanya permasalahan tersebut, yang besar kemungkian
masih tergambarkan secara kabur, guru – baik sendiri maupun dalam kolaborasi
dengan dosen LPTK yang menjadi mitranya kemudian menetapkan fokus permasalahan
secara lebih tajam kalau perlu dengan mengumpulkan tambahan data lapangan
secara lebih sistematis dan atau melakukan kajian pustaka yang relevan.
Pada
gilirannya, dengan perumusan permasalahan yang lebih tajam itu dapat dilakukan
diagnosis kemungkinan-kemungkinan penyebab permasalahan secara lebih cermat,
sehingga terbuka peluang untuk menjajagi alternatif-alternatif tindakan
perbaikan yang diperlukan. Alternatif mengatasi permasalahan yang dinilai
terbaik, kemudian diterjemahkan menjadi program tindakan perbaikan yang
akan dicobakan. Hasil percobaan tindakan perbaikan yang dinilai dan
direfleksikan dengan mengacu kepada kreteria-kreteria perbaikan yang
dikehendaki, yang telah ditetapkan sebelumnya.
1. Penetapan
Fokus/Masalah Penelitian, yang meliputi:
a. Merasakan
adanya masalah
b. Identifikasi
Masalah PTK
c. Analisis
Masalah
d. Perumusan
masalah
2. Perencanaan
Tindakan, yang meliputi:
a. Formulasi
solusi dalam bentuk hipotesis tindakan
b. Analisis
Kelaikan Hipotesis Tindakan
c. Persiapan
Tindakan
3. Pelaksanaan
Tindakan dan Observasi-Interpretasi
a. Pelaksanaan
Tindakan
b. Observasi dan
Interpretasi
c. Diskusi balikan
(review discussion)
4. Analisis dan
Refleksi
a. Analisis Data
b. Refleksi
5. Perencanaan
Tindak lanjut
a. Prosedur
Observasi
b. Beberapa
Tindakan
FORMAT USULAN
PTK
1. JUDUL
Judul PTK hendaknya menyatakan dengan akurat dan padat permasalahan serta
bentuk tindakan yang dilakukan peneliti sebagai upaya pemecahan masalah.
Formulasi Judul hendaknya singkat, jelas, dan sederhana namun secara tersirat
telah menampilkan sosok PTK, bukan sosok penelitian formal.
2. LATAR BELAKANG
Dalam latar belakang permasalahan hendaknya diuraikan urgensi penanganan
permasalahan yang diajukan melalui PTK. Untuk itu harus ditunjukkan fakta-fakta
yang mendukung, baik yang berasal dari pengamatan guru selama ini maupun dari
kajian pustaka. Dukungan berupa hasil penelitian terdahulu, apabila ada,
akan lebih baik mengokohkan argumentasi mengenai urgensi serta
signifikansi permasalahan yang akan ditangani melalui PTK yang diusulkan.
Karakteristik khas PTK yang berbeda dari penelitian formal hendaknya
tercermin dalam uraian bagian ini.
3. PERMASALAHAN
Permasalahan yang diusulkan untuk ditangani melalui PTK dijabarkan secara
lebih rinci dalam bagian ini.Masalah hendaknya benar-benar diangkat dari
masalah keseharian di sekolah yang memang layak dan perlu diselesaikan melalui
PTK. Sebaliknya, permasalahan yang secara teknis-metodologik di luar jangkauan
PTK. Uraian permasalahan yang ada hendaknya didahului oleh
identifikasi masalah, yang dilanjutkan dengan analisis masalah diikuti
refleksi awal sehingga permasalahan yang perlu ditangani itu nampak menjadi
lebih jelas. Dengan kata lain, bagian ino dikunci dengan perumusan masalah
tersebut. Dalam bagian ini, sosok PTK harus secara konsisten tertampilkan.
4. CARA PEMECAHAN MASALAH
Dalam bagian ini dikemukakan cara yang diajukan untuk emecahkn masalah yang
dihadapi. Alternatif pemecahan yang diajukan hendaknya mempunyai landasan
konseptual yang mantap yang bertolak hasil analisis masalah. Di samping
itu, harus terbayangkan kemungkinan kemanfaatan hasil pemecahan masalah dalam
rangka pembenahan/atau peningkatan implementasi pembelajaran/atau berbagai
program sekolah lainnya. Juga harus dicermati bahwa artikulasi kemanfaatan PTK
berbeda dari kemanfaatan penelitian formal.
5. TUJUAN PENELITIAN DAN PEMANFAATAN PENELITIAN
Tujuan PTK hendaknya dirumuskan secara jelas. Paparkan sasaran antara dan
akhir tindakan perbaikan. Perumusan tujuan harus konsisiten dengan hakekat
permasalahan yang dikemukakan dalam baian-bagian sebelumnya. Dengan sendirinya
artikulasi tujuan PTK berbeda dari tujuan formal. Pencapaian tujuan hendakya
dapat diverifikasikan secara obyektif, sedapat mungkin bisa
dikwantifikasikan. Di samping tujuan PTK, juga perlu diuraikan kemungkinan
kemanfaatan penelitian. Dalam hubungan ini, perlu dipaparkan secara spesifik
keuntungan-keuntunganyang dijanjikan, khususnya bagi peserta didik sebagai
pewaris langsung hasil PTK, di samping bagi guru pelaksana PTK, rekan guru
lainnya serta bagi dosen LPTK.
6. KERAGKA TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Pada bagian ini diuraikan landasan substantif dalam arti teoritik dan/atau
metodologik yang dipergunakan peneliti dalam menentukan alternatif tindakan
yang akan diimplementasikan. Untuk keperluan itu, dalam bagian ini
diuraikan kajian terhadap baik pengalaman peneliti pelaku PTK sendiri yang
relevan maupun pelaku PTK lain. Argumentasi logik dan teoritik diperlukan guna
menyusun kerangka konseptual. Atas dasar kerangka konseptual yang disusun itu
hipotesis tindakan dirumuskan.
7. RENCANA
PENELITIAN
a. Setting Penelitian dan karakteristik Subyek
Penelitian
Pada bagian ini disebutkan dimana penelitian tersebut dilakukan, di kelas
berapa dan bagamana karakteristik kelas tersebut. Misalnya komposisi pria
wanita, latar belakang sosial ekonomi yang mungkin relevan dengan permasalahan,
tingkat kemampuan dsb. Aspek substantif permasalahan seperti Matematika SMP,
Bahasa InggrisSMA.
b. Variabel yang
diselidiki
Pada bagian ini ditentukan variabel-variabel penelitian yang dijadikan
titik incar untuk menjawab permasalahan yang dihadapi. Variabel tersebut dapat
berupa (1) variabel input yang terkait dengan peserta didik, guru, bahan ajar,
prosedur evaluasi, lingkungan belajar dsb. (2) variabel proses penyelenggaraan
pembelajaran seperti interaksi pembelajaran, keterampilan bertanya guru, cara
belajar peserta didik, implementasi berbagai metode pembelajaran dikelas
dsb. (3) variabel output, seperti rasa keingintahuan peserta didik,
kemampuan peserta didik mengaplikasikan pengetahuan, motivasi belajar peserta
didik dsb.
c. Rencana Tindakan
Pada bagian ini digambarkan rencana tindakan untuk meningkatkan mutu
pembelajaran, seperti:
·
Perencanaan,
yaitu persiapan yang dilakukan sehubungan dengan PTK yang diprakarsai seperti,
penetapan entry behavior, pelancaran tes diagnostik untuk
menspesifikasi masalah, pembuatan skenario pembelajaran, pengadaan alat-alat
dalam rangka implementasi PTK, dan lain-lain yang terkait degan
pelaksanaan tindakan perbaikan yang telah ditetapkan sebelumnya. Di samping itu
juga diuraikan alternatif-aternatif solusi yang akan dicobakan dalam
rangka perbaikan masalah.
·
Implementasi Tindakan, yaitu deskripsi tindakan yang
akan digelar, skenario kerja perbaikan dan prosedur tindakan yang akan
diterapkan.
·
Observasi dan
Interpretasi, yaitu uraian tentang prosedur perekaman dan penafsiran data
mengenai proses dan produk dari implementasi tindakan perbaikan yang dirancang.
·
Analisis dan
Refleksi, yaitu uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan dan
refleksi berkenaan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang akan
digelar, personil yang akan dilibatkan, serta kreteria dan rencana bagi
tindakan daur berikutnya..
d. Data dan Cara Pengumpulannya
Pada bagian ini ditunjkan dengan jelas jenis data yang
akan dikumpulkan yang berkenaan baik proses maupun dampak tindakan perbaikan
yang digelar, yang akan digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau
kekurang berhasilan tindakan perbaikan pembelajaran yang dicobakan. Format data
dapat bersifat kualitatif, kuantitatif, atau kombinasi keduanya. Di sampig itu
teknik pengumpuan data yang diperlukan juga harus diuraikan dengan jelas
seperti melalui pengamatan partisipatif, pembuatan jurnal harian, observasi
aktivitas dikelas, penggambaran interaksi dalam kelas, pengukuran hasil belajar
dengan berbagai prosedur pengukuran, dan sebagainya. Selanjutnya dalam
prosedur pengumpulan data PTK, para guru juga harus aktif sebagai pengumpul
data, bukan semata-mata sebagai sumber data. Akhirnya, semua teknologi
pengumpulan data yang digunakan harus mendapat penilaian kelaikan yang cermat
dalam konteks PTK yang khas itu. Sebab meskipun mungkin saja menyajikan mutu
rekaman yang jauh lebih baik , penggunaan teknologi perekaman data yang canggih
dapat saja terganjal keras pada tahap tayang uang dalam rangka analisis dan
interpretasi data.
e. Indikator Kinerja
Pada bagian ini tolok ukur keberhasilan tindakan
perbaikan ditetapkan secara eksplisit sehingga memudahkan verifikasinya.
Untuk tindakan perbaikan melalui PTK yang bertujuan mengurangi kesalahan konsep
peserta didik misalnya perlu ditetapkan kreteria keberhasilan.
f. Tim Peneliti dan Tugasnya
Dalam bagian ini hendaknya dicantumkan nama-nama anggota peneliti dan
uraian tugasnya/peran setiap aggota tim peneliti, serta jam kerja yang
dialokasikan setiap minggu untuk kegiatan penelitian.
7. JADWAL PENELITIAN
Jadwal penelitian disusun dalam metriks yang menggambarkan urutan kegiatan
dari awal sampai akhir.
8. RENCANA ANGGARAN
Daftar Rujukkan
Arends, Richard. 19997. Classroom Instruction
and Management. Toronto. McGrew-Hill.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Ditjen Dikti, Proyek
Pengembangan Guru Sekolah Menengah. Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Action research). IBRD OAN No 3979 – IND
Hopkins, David. 1992. A Teacher’s Guide
to Classroom Research. 2 ed. Open University Press, Philadelphia.
Muhajir, Noeng. 1997. Analisis dan Refleksi
dalam Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.
Muhajir, Noeng. 1992. Metodologi Penelitian.
Yogyakarta: Rake Sarasin. P.O BOX 83.
[1] Disajikan dalam Workshop Penelitian Bagi
Dosen Muda STAIN Jurai Siwo Metro
[2] Dosen Kopertis Wilayah II dpk pada
Universitas Muhammadiyah Metro, Dosen Program Studi Teknologi Pendidikan
Program Pascasarjana Universitas Lampung (UNILA)