TAHAPAN PENELITIAN ATAU RISET
1. Penentuan
Masalah
Penetapan masalah
merupakan langkah pertama dan paling penting dilakukan dalam riset.
Masalah sering kali terfokus pada gejala yang tampak sehingga cenderung
mengutamakan tindakan atau keputusan yang dibuat. Padahal gejala yang tampak
itu bukanlah masalah melainkan hanya gejala yang merupakan dampak/hasil dari
masalah yang sebenarnya. Dengan kata lain yang perlu diteliti adalah masalahnya
bukan sekedar gejalanya.
2. Penentuan Desain
Riset
Desain riset merupakan
kerangka kerja yang secara detil merinci prosedur yang diperlukan untuk
memperoleh informasi guna menjawab masalah riset dan menyediakan informasi yang
dibutuhkan untuk pengambilan keputusan.
Penentuan masalah yang
dilakukan pada tahap pertama dalam proses riset, sangat menentukan desain riset
yang digunakan. Pada dasarnya desain riset dibagi menjadi tiga jenis:
- Riset Eksploratori
Riset
eksploratori bersifat meraba-raba masalah atau peluang, dengan demikian riset
eksploratori merupakan desain riset yang bertujuan utama memperoleh pandangan
mendalam dan menyeluruh tentang masalah manajemen yang sebenarnya
Contoh:
Produktivitas
kerja karyawan mengalami penurunan drastis. Disini periset mencari penyebab
yang mungkin menimbulkan penurunan tersebut sehingga masalah yang
spesifik dapat ditetapkan. Karene riset eksploratori merupakan riset awal maka
biasanya ditindaklanjuti dengan riset berikutnya yaitu riset deskriptif
- Riset Deskriptif
Riset
yang bertujuan utama menggambarkan sesuatu. Sering kali riiset ini merupakan
lanjutan dari riset eksploratori sehingga tidak menutup kemungkinan riset
eksploratori dan riset deskiptif dilakukan berurutan ataupun bersamaan.
Contoh:
Dari
hasil riset eksploratori tentang produktivitas kerja yang menurun diidentifikasi
bahwa penyebabnya adalah faktor kepuasan kerja. Peranan riset deskripsi di sini
adalah mengungkapkan informasi yang menggambarkan seberapa besar tingkat
kepuasan/ketidakpuasan kerja secara keseluruhan, apa variabel yang menyebabkan
tidak puas, ada tidaknya perbedaan kepuasan kerja antar laki-laki dan
perempuan, dsb.
- Riset Kausal
Riset
kausal merupakan riset yang bertujuan utama membuktikan hubungan
sebab-akibat atau hubungan memengaruhi dan dipengaruhi dari
variabel-variabel yang diteliti. Variabel yang mempengaruhi disebut variabel
independen , sedang variabel yang dipengaruhi disebut variabel dependen.
Contoh:
Jika
SPP dinaikkan 50% bagaimana pengaruhnya terhadap jumlah siswa yang membayar
tepat waktu..
Perbandingan
Riset Eksploratori, Deskriptif dan Kausal
No.
|
Karakteristik
|
Eksploratori
|
Deskriptif
|
Kausal
|
1.
|
Tujuan
|
Menemukan masalah, memberikan pemahaman
atau pandangan terhadap masalah/peluang
|
Menggambarkan profil, sikap, motivasi,
tingkat kepuasan, aliran komunikasi, dsb.
|
Menentukan atau membuktikan hubungan
sebab akibat
|
2.
|
Ciri-ciri
|
Relatif tidak terstruktur, relatif
fleksibel, informasi yang dicari ditetapkan dengan longgar, jumlah sampel
kecil, cenderung kurang representatif, analisa data cenderung kualitatif
|
Terstruktur formal, informasi yang
dicari ditetapkan dengan jelas, jumlah sampel besar, representatif, analisa
data kuantitatif, sering merupakan riset lanjutan dari eksploratori
|
Terstruktur, formal, informasi yang
dicari ditetapkan dengan jelas, jumlah sampel besar, representatif, analisa
data kuantitatif, satu/lebih variabl independen
|
3.
|
Metode
|
Data sekunder, diskusi grup terfokus,
pendapat ahli, wawancara mendalam, teknik proyeksi
|
Data sekunder, survei, opservasi
|
Eksperimen
|
4.
|
Hasil/temuan
|
Bersifat tentatif(Secara garis besar dan
sementara
|
Berupa kesimpulan, merupakan masukan
untuk mengambil keputusan
|
Berupaya membri kesimpulan, membantu
pengambilan keputusan
|
PENENTUAN DESAIN PERTANYAAN, SKALA DAN
ALAT ANALISIS
Desain pertanyaan, skala dan alat analisis merupakan tahap riset yang
saling berhubungan, namun ketiga komponen tersebut tidak mutlak harus ada,
tergantung dari jenis risetnya. Observasi misalnya, tidak membutuhkan daftar
pertanyaan sebab observasi dijalankan dengan mengamati, tidak bertanya secara
langsung. Sedangkan riset kualitatif seperti wawancara, diskusi relative tidak membutuhkan skala pengukuran
karena datanya berupa kata-kata atau kalimat. Riset berupa survey selalu
membutuhkan ketiga komponen tersebut dan ketiganya selalu berhubungan. Perancangan pertanyaan yang digunakan dalam survey mempengaruhi
jenis skala yang digunakan. Jika jenis skala sudah ditentukan, alat atau metode
analisis yang paling cocok dengan skala tersebut perlu ditetapkan.
Desain Pertanyaan atau Kuesioner
Kuesioner
merupakan daftar pertanyaan yang digunakan periset untuk memperoleh data secara
langsung dari sumbernya. Pertanyaan-pertanyaan harus disesuaikan dengan jenis
dan tujuan riset atau bermuara pada masalah riset. Untuk riset ksplorasi
yang cenderung mengumpulkan data kualitatif pertanyaan tidak terstruktur dalam
arti pertanyaan-pertanyaan yang diajukan berbentuk topik dan bersifat longgar
sehingga responden dapat memjawab dengan kata-kata/kalimatnya sendiri. Cara ini memungkinkan periset memperoleh banyak ide atau pandangan.
Contoh pertanyaan terbuka:
- Bagaimana pendapat Anda mengenai …..
- Apa yang paling tidak Anda tidak sukai sebagai siswa …..
- Apakah Anda merasa jika ….
- Menurut Anda criteria guru seperti apa yang layak ……
- Bagaimana pengalaman Anda saat me ….
Riset deskriptif cenderung
menggunakan pertanyaan tertutup/terstruktur. Artinya semua pertanyaan tertulis
secara terinci dalam kuesioner. Oleh karena itu pengumpulan data kuantitatif
penggunaan pertanyaan tertutup lebih banyak dilakukan. Dalam pertanyaan tertutup responden diberi alternatif jawaban dan cukup
memilih jawaban yang dianggap paling cocok dengan pendapatnya.
Contoh pertanyaan tertutup
- Seberapa tingkat persetujuan atau ketidak setujuan Anda terhadap pertanyaan “Sekolah di SMA Muhammadiyah 2 ini cukup menarik sehingga tidak menimbulkan kebosanan.
Sangat Tidak setuju Tidak
Setuju Ragu-ragu
Setuju Setuju Sangat
Setuju
Desain Skala
Rancangan skala perlu dilakukan jika
penelitian yang dilakukan bersifat kuantitatif. Pada dasarnya skala merupakan
angka yang diaplikasikan untuk memudahkan pengukuran, sehingga terdapat
prosedur pengubahan data semula yang bukan berupa angka menjadi satuan angka.
Dalamm riset pengubahan ini dengan memberikan code (coding) pada data yang
terkumpul. Yang perlu diperhatikan dalam pengkodean apakah angka tersebut
sekedar simbul/label ataukan memiliki nilai sesuai dengan angka yang diberikan.
Pembagian Skala
Dalam pembagian skala periset harus
menggunakan angka sesuai dengan jenis angka. Secara umum terdapat empat jenis
skala yang harus dipilih dengan tetap sebab pemilihan skala sangat berpengaruh
terhadap metode analisis yang digunakan.
- Skala Nominal
Skala
nominal merupakan skala yang digunakan untuk memberi label, simbul, lambang
atau nama suatu kategori. Skala ini memudahkan untuk pengelompokan data menurut
kategorinya, sehingga angka yang diberikan tidak memiliki makna matematis.
Contoh:
Jenis
kelamin Anda (silakan beri tanda v)
Laki-laki prempuan
Silakan
Anda beri tanda (v) untuk kata-kata berikut yang cocok menggambarkan sekolah
Anda saat ini:
…..
menarik …. memuaskan ….
membosankan …. bagus …. kreatif
Contoh
penerapan skala nominal
NO.
|
Alternatif
jawaban sebagai data semula
|
Pemberian
skala, mengubah data menjadi angka
|
1
|
Pria
Wanita
|
1
2
|
2.
|
Menarik
Memuaskan
Mmbosankan
Bagus
Kreatif
|
1
2
3
4
5
|
Angka 1
untuk pria dan angka 2 untuk wanita hanya berfungsi sebagai label untuk
memudahkan pengelompokan data, tidak memiliki makna matematis. Demikian juga
untuk nomor 2.
- Skala Interval
Skala
interval memiliki urutan dan interval/jarak yang sama antar kategori atau
titik-titik terdekatnya. Antara kategori satu dengan yang lain ada keterkaitan,
yaitu urutan lebih besar atau lebih kecil dari yang lain dengan jarak yang
samadengann kategori yang terdekat. Hal ini bida di umpamakan sebagimana
rantai, jarak antara rantai satu dengan yang lain yang terdekat sama.
Contoh:
1. Saya
puas sekolah di SMA muhammadiyah 2 saat ini
Sangat
Tidak
Setuju Tidak
Setuju Ragu-ragu
Setuju Sangat
Setuju
2. Saya sering bosan dengan sekolah saya di SMA Muhammadiyah 2 Surabaya
. Sangat
Tidak Setuju Tidak
Setuju Ragu-ragu
Setuju Sangat
Setuju
Contoh Penerapan Skala Interval
No.
|
Alternatif jawaban sebagai data semula
|
Pedoman ukuran
|
Pembrian skala, mengubah data menjadi
angka
|
1.
|
Sangat Tdak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
|
Kepuasan kerja
|
1
2
3
4
5
|
2.
|
Sangat Tdak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
|
Kepuasan
kerja
|
5
4
3
2
1
|
Untuk
memberi skala interval ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama
kriteria apa yang digunakan sebagai pedoman ukuran. Untuk riset yang berkaitan
dengan kepuasan, yang kita ukur itu kepuasan atau
ketidakpuasannya. Kedua kita lihat kalimat pertanyaannya, searah
atau berlawanan. Jika searah misalnya kepuasan yang jadi pedoman ukuran maka
jawaban yang condong mengarah ke kepuasan diberi nilai yang membesar, begitu
sebaliknya. (bandingkan contoh di atas)
- Skala Ordinal
Skala
ordinal merupakan skala yang memiliki urutan namun jarak antara titik satu
dengan yang lain yang terdekat tidak perlu menunjukkan rentang yang
sama.Skala ordinal hanya mengindikasikan kategori yang menjadi urutan pertama
posisinya lebih tinggi daripada kategori urutan kedua dan kategori kedua
mempunyai kedudukan yang lebih tinggi daripada urutan kediga, dst.
Contoh:
Silakan
Anda beri nomor urut 1 sampai dengan 5 untuk kegiatan ekstra kurikuler berikut.
Angka 1 berarti paling penting, angka 2 berarti urutan kedua dan seterusnya
sampai angka 5.
Sepak bola tapak
suci bulu
tangkis
KIR Teater
Berilah nomor urut atas dasar ketidaksukaan Anda., nomor 1 menunjukkan
paling tidak suka, nomor urutan berikutnya, dst.
….
Ruang
kelas ….
Ruang
TU ….
Ruang Kep. Sekolah
….
Tempat bayar
SPP …. Kantin …. Lab.
Bahasa
….
Ruang
Perpustakaan …. Lab.
Kimia …. Lab.
Biologi
…. Lab.
Fisika …. Tempat
parkir …. Kamar
mandi
….
Ruang BP
- Skala Rasio
Skala
rasio memiliki urutan interval yang sama antara titik-titik yang berdekatan dan
memiliki nilai absolut nol Jadi hampir sama dengan skala interval hanya saja
memiliki nilai original nol.
Contoh:
Berapa
harikah Anda tidak masuk sekolah dalam 3 bulan terakhir ini?
(silakan lingkari angka yang cocok)
0 1 2 3 4 5 6
Perbandingan
karakteristik skala
Jenis
skala
|
Fungsi sebagai deskripsi
|
Memiliki urutan seperti lebih dari,
sama, atau kurang dari
|
Jarak antar titik terdekat diketahui
(sama)
|
Memiliki titik original yaitu nilai
absolut nol
|
Nominal
|
Ya
|
Tidak
|
Tidak
|
Tidak
|
Ordinal
|
Ya
|
Ya
|
Tidak
|
Tidak
|
Interval
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Tidak
|
Rasio
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Teknik
Menentukan Sampel:
- Sampling acak (random sampling) digunakan oleh peneliti apabila populasi dari mana samel diambil merupakan populasi homogin yang hanya mengandung satu ciri.
Teknik acak dapat dilakukan dengan beberapa cara
yaitu:
a.
Sampling acak sederhana (simple random
sampling) apabila peneliti mengambil sampel dengan melakukan lotreterhadap
semua populasi.
b.
Sampling acak beraturan (ordinal
sampling). Dalam hal ini peneliti mengambil sampel dari nomor-nomor
subyek dengan jarak yang sama, misalnya nomor dengan kelipatan 3,5,10 dan
sebagainya.
c.
Sampling acak dengan bilangan random,
yaitu sebuah tabel bilangan yang sudah disusun dalam urutan dan sebaran
tertentu.
- Sampling kelompok (cluster sampling), digunakan oleh peneliti apabila di dalam populasi terdapat kelompok-kelompok yang mempunyai ciri sendiri-sendiri.
- Sampling berstrata atau sampling bertingkat (stratified sampling), digunakan oleh peneliti apabila di dalam populasi terdapat kelompok-kelompok subyek antara satu kelompok dengan kelompok yang lain tampak adanya strata atau tingkatan.
- Sampling bertujuan (purposive sampling), yaitu teknik sampling yang digunakan oleh peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya.
- Sampling daerah atau sampling wilayah (area sampling), yakni pengambilan anggota sampel dengan mempertimbangkan wakil-wakil dari daerah-daerah geografis yang ada.
- Sampling kembar (double sampling), yaitu pengambilan sampel yang dilakukan peneliti dengan jumlah sebanyak dua kali ukuran sampel yang dikehendaki. (hal. 118 s.d 122)
Metode Pengumpulan Data
Hasil akhir proses riset adalah informasi. Informasi ini berasal dari bahan
mentah yang disebut data (raw data). Bentuk atau macam data sangat beragam
missal, usia siswa/karyawan, lama krja, jumlah absensi, keluhan siswa, dsb.
Untuk dapat menjadi informasi maka data harus diolah. Proses pengolahan
data dapat menghasilkan informasi yang lebih bermakna dan berguna untuk
pembuatan keputusan. Oleh karena itu informasi dapat didefinisikan sebagai
sekumpulan data yang lebih berarti atau bermakna setelah melalui proses
pengolahan.
Dilihat dari asal atau sumbernya data dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu data sekunder dan data primer. Perbedaan mendasar antara data
primer dan data sekunder terletak pada siapa yang mengumpulkan data. Jika data
tersebut dikumpulkan sendiri oleh periset disebut data primer, sebaliknya jika
data dikumpulkan oleh pihak lain disebut data sekunder.
Data Sekunder
Data
sekunder dapat dibedakan menjadi dua yaitu data internal dan data eksternal.
Data internal adalah data yang bersifat intern atau dari dalam
perusahaan/sekolah yang biasanya berkaitan dengan data pribadi misalnya
database karyawan/siswa. Data eksternal merupakan data dari luar, artinya yang
mengumpulkan/memublikasikan data tersebut bukan dari perusahaan/sekolah yang
bersangkutan melainkann organisasi lain sepertidepartemen pemerintah, yayasan,
perusahaan riset, perusahaan media dsb.
Data Primer
Data
primer adalah data asli yang dikumpulkan sendiri oleh periset secara langsung
dari sumbernya misalnya pendapat siswa/karyawan untukmmenjawab masalah risetnya
secara khusus. Berdasarkan sifatnya data primer dapat dikategorikan menjadi dua
macam yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.
Data Kualitatif
Data
kualitatif bersifat tidak terstruktur sehingga variasi data mungkin sangat
beragam karena partisipan diberi kebebasan untuk mengemukakan pendapat.
Kebebasan partisipan dalam menyampaikan pendapat membuat periset mampu
memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap masalah yang diteliti. Dengan
demikian data kualitatif senderung sesuai digunakan dalam riset eksploratori.
Data Kuantitatif
Berbeda
dengan data kualitatif, data kuantitatif bersifat terstruktur. Ragam data yang diperoleh
dari sumbernya cenderung lebih terstruktur sehingga mudah dibaca oleh periset.
Periset mengumpulkan data dengan menggunakan alat yang terstruktur, misalnya
alternatif jawaban „ya“ atau „tidak“, selanjutnya periset mengubah jawaban
tersebut menjadi satuan kuantitatif atau angka, misalnya „ya“ = 1 dan „tidak“ =
2.
Ilustrasi Perbedaan Data Kualitatif dan
Kuantitatif
Responden
|
Data kualitatif dikumpulkan dengan
pertanyaan tidak terstruktur. „Bagaimana tanggapan Anda terhadap Pelajaran
Bahasa Indonesia di kelas?
|
Data kuantitatif dikumpulkan dengan
pertanyaan terstruktur. „Apakah Anda puas terhadap Pelajaran Bahasa Indonesia
yang Anda terima di kelas?
|
||
1.
|
„Wah, ya kuranglah
… gurunya kurang menguasai materi, gurunya nggak ngganteng
…… „
|
Tidak
|
||
2.
|
„Saya sudah bersyukur dapat mengikuti
palajaran bahasa Indonesia dengan baik bahkan saya mendapatkan
nilai 9.“
|
Ya
|
||
3.
|
„Terus terang kalau mengandalkan
pelajaran di kelas saya nggak bisa apa-apa, sehingga saya harus mengikuti les
di luar.“
|
Tidak
|
||
4.
|
Saya sudah biasa belajar seperti metode
yang diterapkan pada pelajaran bahasa Indonesia itu …..
|
Ya
|
Pengumpulan data primer yang kualitatif
biasa juga dilakukan dengan wawancara, diskusi, tes melengkapi kalimat,
misalnya: Anak yang sekolah di Sma Muhammadiyah 2 Surabaya merasa ……
1 komentar:
mohon bantuannya mas,saya sekolah di STKIP TAPSEL,jurusan saya sejarah,saya sekarang semester 7 dan bulan 2 baru mulai PKL,pada mata pelajaran bimbingan skripsi kami di beri tugas,membuat judul dengan 2 variabel dan mencari buku refrensinya minimal 4 buku satu varibel...mohon bantuannya mas....